Pages

Subscribe:

Kamis, 21 Februari 2013

5 Mata Uang Yang Pernah Gagal Diterapkan Di Dunia

Share on :
Beberapa negara pengguna Euro tengah berada dalam kondisi tak mampu untuk mengendalikan kebijakan moneter mereka. Pada dasarnya, uang yang baru sedang dipompa di Yunani dan Irlandia melalui European Central Bank dan International Monetary Fund (IMF). Soal mata uang, ada beberapa negara yang gagal menerapkan mata uang negaranya sendiri. Dikutip dari investopedia.com, inilah 5 mata uang yang gagal dalam pemberlakuannya:

1. Dolar (Zimbabwe)
klik gambarnya:
Saat masa-masa meraih kemerdekaannya pada tahun 1980, dolar Zimbabwe dinilai 25% lebih tinggi dari dolar Amerika (US$). Namun, banyak masalah yang timbul beberapa tahun setelahnya. Masalah tersebut ditimbulkan karena adanya upaya kudeta militer yang menghasilkan ketidakstabilan dalam sistem finansial. Saat pengeluaran belanja pemerintah meningkat itu menyebabkan defisit budget yang besar. Pencetakan uang dimulai dan inflasi menjadi tak terkendali. Inflasi mencapai 624% pada tahun 2004, 1730% tahun 2006. Tahun selanjutnya, inflasi semakin membesar menjadi 11.000%, dan uang didenominasi secara bertahap dari 100 juta dolar. Secara cepat hal ini digantikan dengan 500 juta dolar yang setara dengan US$ 2,5. Pada tahun 2008, mata uang diganti dengan dolar yang baru yang setara dengan 10 milliar dolar lama.

2. Escudo (Chili)
klik gambarnya:
Salvador Allende terpilih menjadi Presiden Chili pada tahun1970. Seorang marxist dan anggota dari Partai Sosialis, dia menasionalisasikan industri dan secara dramatis meningkatkan belanja guna mengentaskan kemiskinan. Untuk membayar ini, dia mengadopasi kebijakan moneter yang pada awalnya tak hanya menumbuhkan ekonomi, tapi juga meningkatkan inflasi. Pada akhir 1972, inflasi mencapai 600%.
Pada tahun berikutnya, inflasi meningkat 2 kali lipat menjadi 1200%, dan pemerintah pada saat itu banyak berutang pada bank dan juga negara-negara lain. Pemerintahan Allende dilengserkan, dan dia bunuh diri. Pada 1985 Escudo diganti Peso yang baru dengan nilai 1000 banding 1.

3. Sol (Peru)
klik gambarnya:

Dengan maksud menjaring banyak investasi asing, Peru melakukan embarkasi dalam program meningkatkan belanja publik pada tahun 1980, tanpa berpikir pada utang yang akan dihasilkan. Nyatanya, investasi sepi bersamaan dengan pertumbuhan kebijakan perdagangan liberal yang melambat, serta inflasi meningkat. Pada tahun 1985, pemerintah mengganti Sol dengan Inti dengan nilai tukar 1000 banding 1. Denominasi terbesar adalah pada 1000 Inti note. Pada bulan September 1990, inflasi bulanan mencapai 400% dan 10 juta Inti dicetak untuk menangani lonjakan harga barang dan jasa pada saat itu. Hanya 6 tahun setelah pembuatan itu, Inti digantikan oleh versi baru dari Sol dengan nilai konversi 1 milliar banding 1.

4. Peso (Argentina)
klik gambarnya:
Ekonomi Argentina menikmati pertumbuhan rekornya sampai embargo minya OPEC pada pertengahan tahun 1970. Diikuti oleh kerusuhan sipil dan politik, dan juga defisit perdagangan mengancam terjadinya resesi yang parah. Daripada mengurangi mengurangi belanja atau institusi meminjam demi membantali penurunan ekonomi, pemerintah terpaksa mencetak uang. Kudeta militer pada tahun 1976 membawa penurunan ekonomi terus terjadi, dan inflasi semakin tinggi, di saat yang sama pasokan uang terus berlanjut.
Tahun 1982, GDP anjlok dan jatuh 12% tahun demi tahun. Paling buruk sejak the Great Depression (depresi besar). Inflasi yang tak terkendali saat denominasi uang terus menambahkan digit nol-nya hingga Peso dibuat untuk menstabilisasi mata uang. Pada akhirnya, satu peso yang terbaru sama dengan 100 miliar dari peso sebelumnya (sebelum 1983).

5. Papiermark (Jerman)
klik gambarnya:
Republik Weimar setelah perang dunia ke 1 merupakan contoh nyata dari mata uang yang gagal. Kondisi dari perjanjian Versailles mengharuskan Jerman untuk membayar kerusakan akibat perang. Saat Jerman gagal untuk membayar, Prancis dan Belgia menempati beberapa bagian dari area industri Jerman. Ini memaksa pemerintah Jerman untuk mencetak uang guna membayarkan gaji dan juga utang akibat perang tersebut, serta inflasi. Saat Rentenmark diperkenalkan untuk menggantikan mata uang yang ada, nilai tukarnya menjadi 1 berbanding 1 triliun.

Sumber: detik.finance

Artikel Terkait

0 komentar:

Posting Komentar