Pages

Subscribe:

Selasa, 12 Juni 2012

Wadah Air yang Berlubang

Share on :

Ada seorang pembawa air yang memiliki dua wadah air, yang tergantung di setiap ujung tiang yang ia bawa di lehernya. Salah satu wadah memiliki celah di dalamnya, sedangkan wadah lain sempurna dan selalu dibawa ke rumah majikannya setiap akhir perjalanan panjang dari sungai. Sebagian wadah penuh air, sementara wadah retak tiba hanya setengah penuh air.

Ini berlangsung setiap tahun sampai dua tahun, pembawa air hanya memberikan satu wadah yang penuh air dan satu wadah yang airnya hanya setengah ke rumah majikannya. Tentu saja, wadah sempurna bangga dengan prestasinya, yang selalu memberikan air yang penuh kepada pembawa air.
Tapi wadah retak sangat malu karena ketidaksempurnaannya, dan merasa sengsara akan hal itu karena hanya bisa melakukan setengah dari apa yang telah dilakukan kepada pembawa air. Pada satu hari wadah retak berbicara kepada pembawa air di sungai:

"Saya sangat malu pada diri sendiri, dan saya ingin meminta maaf kepada Anda."

"Kenapa?" Tanya pembawa air. "Apa yang membuat kau malu?"
"Selama dua tahun terakhir, saya hanya mampu untuk memberikan setengah dari kapasitas yang sebenarnya, karena celah di sisi saya yang memungkinkan air bocor sepanjang jalan sampai ke rumah majikan. Karena kelemahan saya, Anda harus melakukan semua pekerjaan ini, dan Anda tidak mendapatkan hasil yang penuh dari usaha Anda, "kata wadah retak.

Pembawa air merasa kasihan wadah retak, dengan penuh kasih berkata, "Nanti setelah kita kembali dari rumah majikan, aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah di sepanjang jalan."

Ketika mereka naik bukit, wadah retak itu melihat matahari menyinari bunga-bunga liar yang indah tumbuh di sepanjang sisi jalan. Namun, pada akhir jalan wadah retak masih merasa tidak enak karena belum sampai setengah jalan airnya bocor, dan karena itu ia meminta maaf kepada pembawa air karena kegagalannya.
Pembawa itu mengatakan kepada wadah retak, "Apakah kamu melihat bahwa ada bunga hanya ada di sisi jalan, tetapi tidak pada sisi yang lain? Aku menanam bibit bunga di sisi jalan (dalam perjalanan pulang), dan setiap hari saat kita berjalan kembali dari sungai, kamu telah memberi minum mereka. Selama lebih dari dua tahun saya telah mampu memilih bunga-bunga cantik untuk menghias meja tuanku. Jika kamu tidak (bocor) seperti itu, pastinya tuanku tidak akan memiliki bunga yang cantik bagi keluarganya."

Janganlah kita merasa gagal dari kekurangan atau ketidaksempurnaan atas apa yang kita perbuat, karena boleh jadi dari kekurangan/ketidaksempurnaan tersebut ada manfaatnya.

SEMOGA BERMANFAAT.

Artikel Terkait

0 komentar:

Posting Komentar